Sabtu, 03 November 2018

Teks Opini Tema Bullying


Membangun Keberanian Pelajar Dalam Melawan Bullying
Oleh: Taufiqurahman
Dari: MAN INSAN CENDEKIA SAMBAS

https://s.kaskus.id/images/2017/07/17/8398250_20170717034930.jpg


Bullying merupakan tindakan menyakiti dan mengganggu orang lain yang dianggap lemah sehingga korban akan mengalami gangguan fisik, psikis atau bahkan keduanya. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, dan psikologis. Menghina nama orang tua, mengisolasi seseorang di lingkungannya, mengejek kekurangan seseorang, mempermalukan orang lain, menyebarkan fitnah, membuat julukan yang bersifat ejekan, melukai seseorang sehingga menimbulkan luka fisik, mengancam dan mengintimidasi korban adalah beberapa contoh dari prilaku bullying.
Di zaman sekarang ini, bullying kerap terjadi dikalangan pelajar. Pelaku bullying dikalangan pelajar pada umumnya adalah kakak kelas atau seniornya. Penyebab yang paling umum terjadinya bullying disekolah adalah adik kelas (target bullying) dinilai bertingkah laku yang tidak menyenangkan terhadap kakak kelas (pelaku bullying). Selain itu, kasus bullying bisa terjadi karena pelaku merasa iri terhadap korban dan pelaku merasa disaingi oleh korban. Sehingga, pelaku yang tidak senang akan terus melakukan bullying hingga korban merasa depresi.
Pada banyak kasus yang ditemukan, korban bullying kebanyakan lebih memilih diam dan tidak berani bertindak untuk melawan bullying. Padahal diam dan tidak berani bertindak bukanlah pilihan yang tepat dalam menghadapi bullying. Akibatnya, korban bullying akan merasa depresi dan menjadi takut keluar rumah. Prestasi belajar pun akan menurun drastis karena korban tidak berani pergi ke sekolah. Bahkan pada kasus tertentu, korban bullying akan melakukan perbuatan anarkis seperti melakukan bunuh diri atau bahkan membalaskan dendamnya kepada pelaku bullying dengan cara membunuhnya.
Korban bullying harus berani melawan bullying agar korban tidak lagi merasa tertekan. Korban bullying dapat mencontoh sikap Sri Pundati (Sripun) dalam melawan bullying. Siswi SMPN 17 Semarang ini berani mengambil tindakan untuk melawan bullying sehingga ia diangkat menjadi Duta Anti Bullying Indonesia dan bahkan bertemu dengan salah satu Duta Besar Persahabatan UNICEF, yaitu David Beckham. Karena keberanian yang ia miliki untuk melawan bullying, kini ia tidak lagi merasa tertekan dan ia bisa tersenyum lebar layaknya remaja seusianya. Dari kisah Sripun tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa tindakan bullying harus kita lawan agar pelajar khususnya pelajar Indonesia, tidak lagi merasa tertekan akibat dari tindakan bullying tersebut.
Kita semua tahu bahwa bullying hanya akan menimbulkan dampak negatif bagi korban. Jika pelajar sudah pernah menjadi korban bullying, maka akan sulit untuk mengeluarkannya dari permasalahannya tersebut (bullying).
Bullying memang sulit untuk dihapuskan. Tetapi, bullying dapat kita minimalisir dikalangan pelajar dengan cara melakukan tindakan preventif. Di lingkungan sekolah misalnya. Pihak sekolah harus mengadakan seminar anti-bullying. Dengan adanya seminar ini, orang tua dan siswa akan mengetahui cara mengatasi bullying jika sampai terjadi pada diri siswa. Selain itu, pihak sekolah perlu mengadakan pendekatan antara guru dengan murid layaknya orang tua dan anaknya. Guru harus mengetahui apakah ada salah satu diantara siswanya mengalami bullying, dan guru yang mengetahui adanya bullying di sekolahnya harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku bullying. Karena jika guru sampai mengabaikan permasalahan tersebut, pelaku bullying akan merasa bahwa dirinya diizinkan untuk melakukan bullying di lingkungan sekolah tersebut.
Selanjutnya di dalam lingkungan keluarga. Orang tua harus meningkatkan keharmonisannya dengan sang anak. Karena jika sampai sang anak merasa keluarganya sudah tidak harmonis lagi , ia akan kebingungan mencari tempat perlindungan dari bullying yang menimpa dirinya. Dan orang tua hendaknya pun  jangan langsung ikut campur pada permasalahan sang anak. Biarlah dia sendiri yang menyelesaikan permasalahannya sendiri. Karena jika pelaku bullying sampai mengetahui bahwa si anak (korban) membawa orang tuanya untuk ikut campur pada permasalahan pribadinya, justru akan membuat pelaku semakin jadi melakukan bullying pada diri sang anak. Tetapi, membiarkan sang anak menyelesaikan permalahannya sendiri tanpa adanya bantuan moral, juga bukanlah pilihan yang tepat. Sebagai orang tua, mereka harus menanamkan rasa keberanian dan kepercayaan diri pada si anak untuk melawan bullying. Melawan dalam hal ini bukan berarti intimidasi melawan intimidasi. Melainkan korban melawan dengan cara tidak emosi ketika di-bully, dan menunjukan sikap bahwa dirinya bukanlah seseorang yang mudah untuk di-bully. Selain itu, orang tua pun perlu mengajarkan ilmu bela diri kepada si anak agar si anak ketika di­-bully tidak mengalami luka fisik dan bisa membuat pelaku jera atas perbuatannya.
Sebagai penulis, saya sangat menentang terjadinya bullying di dunia pendidikan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari banyak kasus yang pernah terjadi, kita bisa belajar bahwa diperlukannya tindakan preventif dalam meminimalisir kasus bullying di negeri ini. Selain itu peran pemerintah pun tidak kalah penting untuk menekan angka bullying terhadap pelajar dan remaja pada khususnya. Karena, pelajar dan remaja Indonesia adalah generasi calon penerus bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, mereka tidak hanya memerlukan pendidikan materi. Tetapi, pendidikan karakter pun dibutuhkan dalam membentuk Indonesia tanpa bullying.
Terakhir, kita sebagai pemikir cerdas, haruslah berpikir jernih dalam menghadapi bullying. Kita tidak boleh berdiam diri ketika terjadi bullying yang menimpa diri kita, dan kita tidak boleh langsung terbawa emosi. Karena hal itu hanya akan berdampak buruk bagi kita sendiri. Solusinya adalah, ketika kita menjadi korban bullying, kita harus melawan pelaku bullying dengan cara menunjukan sikap bahwa kita bukanlah orang yang mudah untuk di-bully dan kita juga perlu melaporkan prilaku ini kepada pihak yang bisa membantu kita mengatasi bullying. Seperti orang tua, guru dan pihak sekolah, atau bahkan pihak kepolisian. Dengan demikian, kita bisa menjadi salah satu orang yang mempelopori berkurangnya kasus bullying di Indonesia.
Dan saya berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang terutama pelajar dan remaja. Sehingga, tulisan ini dapat meningkatkan rasa keberanian pelajar dan remaja Indonesia dalam melawan dan mengatasi bullying di Indonesia.


Share:

Related Posts:

16 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus deh,yang mana sih namanya taufiqurrahman ,kasih fotonya dong di artikelnya

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. topiq manis kayak susu kntl manis hhhhh!!!!

    BalasHapus
  5. cemungut ya topik,ahhh,,,, semoga sukses di masa depan,,,wikwikwiktaofik

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. Oh yeah mantap sekali topik keren banget dah aku cinta kamu topik wwwwwww

    BalasHapus
  8. yang mana sih taufik.. dan man insan cendekia yaa,, keren banget suka aku

    BalasHapus
  9. terimakasih bang taufiq atas informasinya sangat bermanfaat sekali .....sukrankatsiran..bg

    BalasHapus