Membangun Keberanian Pelajar Dalam Melawan Bullying
Oleh: Taufiqurahman
Dari: MAN INSAN CENDEKIA SAMBAS
https://s.kaskus.id/images/2017/07/17/8398250_20170717034930.jpg
Bullying merupakan tindakan menyakiti dan mengganggu orang lain yang dianggap lemah sehingga korban akan mengalami gangguan fisik, psikis atau bahkan keduanya. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, dan psikologis. Menghina nama orang tua, mengisolasi seseorang di lingkungannya, mengejek kekurangan seseorang, mempermalukan orang lain, menyebarkan fitnah, membuat julukan yang bersifat ejekan, melukai seseorang sehingga menimbulkan luka fisik, mengancam dan mengintimidasi korban adalah beberapa contoh dari prilaku bullying.
Di zaman sekarang ini, bullying kerap
terjadi dikalangan pelajar. Pelaku bullying dikalangan pelajar pada
umumnya adalah kakak kelas atau seniornya. Penyebab yang paling umum terjadinya
bullying disekolah adalah adik kelas (target bullying) dinilai
bertingkah laku yang tidak menyenangkan terhadap kakak kelas (pelaku bullying).
Selain itu, kasus bullying bisa terjadi karena pelaku merasa iri
terhadap korban dan pelaku merasa disaingi oleh korban. Sehingga, pelaku yang
tidak senang akan terus melakukan bullying hingga korban merasa depresi.
Pada banyak kasus yang ditemukan, korban bullying
kebanyakan lebih memilih diam dan tidak berani bertindak untuk melawan bullying.
Padahal diam dan tidak berani bertindak bukanlah pilihan yang tepat dalam
menghadapi bullying. Akibatnya, korban bullying akan merasa depresi
dan menjadi takut keluar rumah. Prestasi belajar pun akan menurun drastis
karena korban tidak berani pergi ke sekolah. Bahkan pada kasus tertentu, korban
bullying akan melakukan perbuatan anarkis seperti melakukan bunuh diri
atau bahkan membalaskan dendamnya kepada pelaku bullying dengan cara
membunuhnya.
Korban bullying harus berani melawan bullying
agar korban tidak lagi merasa tertekan. Korban bullying dapat mencontoh
sikap Sri Pundati (Sripun) dalam melawan bullying. Siswi SMPN 17
Semarang ini berani mengambil tindakan untuk melawan bullying sehingga
ia diangkat menjadi Duta Anti Bullying Indonesia dan bahkan bertemu
dengan salah satu Duta Besar Persahabatan UNICEF, yaitu David Beckham. Karena
keberanian yang ia miliki untuk melawan bullying, kini ia tidak lagi
merasa tertekan dan ia bisa tersenyum lebar layaknya remaja seusianya. Dari
kisah Sripun tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa tindakan bullying
harus kita lawan agar pelajar khususnya pelajar Indonesia, tidak lagi merasa
tertekan akibat dari tindakan bullying tersebut.
Kita semua tahu bahwa bullying hanya akan
menimbulkan dampak negatif bagi korban. Jika pelajar sudah pernah menjadi
korban bullying, maka akan sulit untuk mengeluarkannya dari
permasalahannya tersebut (bullying).
Bullying memang sulit untuk dihapuskan. Tetapi, bullying
dapat kita minimalisir dikalangan pelajar dengan cara melakukan tindakan
preventif. Di lingkungan sekolah misalnya. Pihak sekolah harus mengadakan
seminar anti-bullying. Dengan adanya seminar ini, orang tua dan siswa
akan mengetahui cara mengatasi bullying jika sampai terjadi pada diri
siswa. Selain itu, pihak sekolah perlu mengadakan pendekatan antara guru dengan
murid layaknya orang tua dan anaknya. Guru harus mengetahui apakah ada salah
satu diantara siswanya mengalami bullying, dan guru yang mengetahui
adanya bullying di sekolahnya harus mengambil tindakan tegas terhadap
pelaku bullying. Karena jika guru sampai mengabaikan permasalahan
tersebut, pelaku bullying akan merasa bahwa dirinya diizinkan untuk melakukan
bullying di lingkungan sekolah tersebut.
Selanjutnya di dalam lingkungan keluarga.
Orang tua harus meningkatkan keharmonisannya dengan sang anak. Karena jika
sampai sang anak merasa keluarganya sudah tidak harmonis lagi , ia akan
kebingungan mencari tempat perlindungan dari bullying yang menimpa
dirinya. Dan orang tua hendaknya pun
jangan langsung ikut campur pada permasalahan sang anak. Biarlah dia
sendiri yang menyelesaikan permasalahannya sendiri. Karena jika pelaku bullying
sampai mengetahui bahwa si anak (korban) membawa orang tuanya untuk ikut campur
pada permasalahan pribadinya, justru akan membuat pelaku semakin jadi melakukan
bullying pada diri sang anak. Tetapi, membiarkan sang anak menyelesaikan
permalahannya sendiri tanpa adanya bantuan moral, juga bukanlah pilihan yang
tepat. Sebagai orang tua, mereka harus menanamkan rasa keberanian dan
kepercayaan diri pada si anak untuk melawan bullying. Melawan dalam hal
ini bukan berarti intimidasi melawan intimidasi. Melainkan korban melawan
dengan cara tidak emosi ketika di-bully, dan menunjukan sikap bahwa
dirinya bukanlah seseorang yang mudah untuk di-bully. Selain itu, orang
tua pun perlu mengajarkan ilmu bela diri kepada si anak agar si anak ketika di-bully
tidak mengalami luka fisik dan bisa membuat pelaku jera atas perbuatannya.
Sebagai penulis, saya sangat menentang terjadinya
bullying di dunia pendidikan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari
banyak kasus yang pernah terjadi, kita bisa belajar bahwa diperlukannya
tindakan preventif dalam meminimalisir kasus bullying di negeri ini.
Selain itu peran pemerintah pun tidak kalah penting untuk menekan angka bullying
terhadap pelajar dan remaja pada khususnya. Karena, pelajar dan remaja
Indonesia adalah generasi calon penerus bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut,
mereka tidak hanya memerlukan pendidikan materi. Tetapi, pendidikan karakter
pun dibutuhkan dalam membentuk Indonesia tanpa bullying.
Terakhir, kita sebagai pemikir cerdas,
haruslah berpikir jernih dalam menghadapi bullying. Kita tidak boleh
berdiam diri ketika terjadi bullying yang menimpa diri kita, dan kita
tidak boleh langsung terbawa emosi. Karena hal itu hanya akan berdampak buruk
bagi kita sendiri. Solusinya adalah, ketika kita menjadi korban bullying,
kita harus melawan pelaku bullying dengan cara menunjukan sikap bahwa
kita bukanlah orang yang mudah untuk di-bully dan kita juga perlu
melaporkan prilaku ini kepada pihak yang bisa membantu kita mengatasi bullying.
Seperti orang tua, guru dan pihak sekolah, atau bahkan pihak kepolisian. Dengan
demikian, kita bisa menjadi salah satu orang yang mempelopori berkurangnya
kasus bullying di Indonesia.
Dan saya berharap bahwa tulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua orang terutama pelajar dan remaja. Sehingga, tulisan ini dapat
meningkatkan rasa keberanian pelajar dan remaja Indonesia dalam melawan dan
mengatasi bullying di Indonesia.
mantap
BalasHapusTOFIK KEREN,MUANTAP BANGET DAH
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapustopik tamvan
BalasHapusartikelnya bagus deh,yang mana sih namanya taufiqurrahman ,kasih fotonya dong di artikelnya
BalasHapusWaah keren banget bang...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapustopiq manis kayak susu kntl manis hhhhh!!!!
BalasHapuscemungut ya topik,ahhh,,,, semoga sukses di masa depan,,,wikwikwiktaofik
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusOh yeah mantap sekali topik keren banget dah aku cinta kamu topik wwwwwww
BalasHapuswaw keren banget taupik
BalasHapuskeren nih dosen santai
BalasHapusyang mana sih taufik.. dan man insan cendekia yaa,, keren banget suka aku
BalasHapusailopyou babangtopikss
BalasHapusterimakasih bang taufiq atas informasinya sangat bermanfaat sekali .....sukrankatsiran..bg
BalasHapus